Kegagalan, Perjuangan

Seorang rekan datang kepada saya wajahnya terlihat ada kesedihan namun hendak ia tutupin, dia baru saja mendapatkan pengumuman kelulusan tingkat SMA dan hasilnya sungguh di luar dugaan. Ia termasuk dari sekian pelajar SMA yang harus mengulang di ujian pada bulan Mei tahun ini.

Hasil ini bagi dia dan orang tuanya mungkin adalah aib, sebuah noda yang tak mungkin hilang dari catatan pendidikan dan mungkin akan selalu tampak menonjol dalam uraian CVnya. Penyesalan dan keinginan menuntut keadilan nasib pada Tuhan adalah pilihan yang masuk akal dan umum namun ia enggan untuk mengeluarkan air mata dan mengeluh pada Tuhannya ia lebih memilih untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian susulan bulan Mei dan berharap dukungan Allah.

Hari itu saya belajar sebuah perjuangan dari rekan saya, penyesalan mungkin pilihan mudah dan mengeluh adalah pekerjaan ringan namun hidup tidak pernah memberikan tempat kepada para pengeluh dan pemalas. Sahabat saya sekaligus salah satu guru dari sekian banyak guru kehidupan yang saya miliki mengajarkan bahwa bangkit bukan pekerjaan mudah TAPI BUKAN HAL MUSTAHIL.

Rekan saya seorang atlet muda berpotensi, dia masih berumur belasan dan sehari-harinya tercatat sebagai pelajar di salah satu sekolah RSBI di kota semarang. Sportifitas, siap menerima kekalahan dan mau bangkit tertanam kuat di dirinya terbukti dari sikapnya menghadapin kegagalan di bangku sekolah. Bagi saya walaupun kelak ia tetap gagal, saya yakin ia masih akan tersenyum dan kembali berusaha untuk bangkit. Saya yakin dan berdoa agar ia mendapatkan terbaik.